Blogger Layouts

I made this widget at MyFlashFetish.com.

zikrullah n doa

Sabtu, 30 April 2011

SUSAHNYA MENCARI KEBENARAN DI AKHIR ZAMAN

Alangkah susahnya mencari kebenaran di akhir zaman
Terutama orang awam yang ilmu agamanya sekadar cukup untuk fardhu ain
Selain itu tidak mampu menilai benar atau salah, hak atau sesat

Orang munafik menuduh oang lain munafik yang tidak munafik
Orang yang sudah sesat menuduh orang yang tidak sesat sebagai sesat
Teraniayalah orang yang tidak munafik terzalimlah orang yang tidak sesat

Pembuat-pembuat bid'ah menuduh orang yang berjalan di atas As Sunnah sebagai pembuat bid'ah, kerana sudah ramai yang tidak ikut As Sunnah.

Yang mengikut As Sunnah dipercayai orang ramai pembuat bid'ah.
Teraniayalah pula pengikut-pengikut As Sunnah, dianggap bid'ah.

Orang-orang baik dianggap jahat, penjahat-penjahat dianggap baik
Kerana orang yang baik terlalu sedikit mereka terpinggir,
terpinggir ertinya jahat pada pandangan ramai.

Orang yang ada jawatan tinggi cakapnya dianggap benar dan sah belaka
Rakyat jelata walaupun benar,
cakapnya tidak ada harga,
 tidak diambil kira sekalipun dia seorang yang soleh
Jawatan tinggi yang menentukan salah benar sesuatu masalah

Bukankah terkeliru dibuatnya di dalam mencari kebenaran?
Begitulah watak akhir zaman, yang sudah jauh dari Rasul
Sungguh susah hendak mencari kebenaran,
macam hendak mencari gagak putih atau merah.

Tunjukkanlah kami ya Allah jalan kebenaran
Agar kami tidak sesat jalan menuju Engkau
Ya Allah selamatkan kami.

HATI TEMPAT JATUH PANDANGAN TUHAN

Di zaman Nabi Musa a.s. ada seorang hamba Allah yang kerjanya mencuri. Sudah 40 tahun dia mencuri. Suatu hari, dia terlihat Nabi Musa a.s. sedang berjalan. Terlintas di hatinya untuk berjalan bersama Nabi Musa a.s. Katanya:
“Kalau aku dapat berjalan bersama Nabi Musa, mudah-mudahan ada juga berkatnya untuk aku.”

Tetapi setelah difikirkannya semula, dia tidak jadi melangsungkan niatnya itu. Dia berkata kepada dirinya: “Aku ini pencuri. Manalah layak pencuri macam aku ini berjalan bersama seorang nabi.”

Sejurus kemudian, dia terlihat pula seorang abid sedang berlari-lari mengejar Nabi Musa a.s. dari belakang. Si abid ini telah beribadah secara istiqamah selama 40 tahun dan dikenali orang. Si pencuri itu berkata pula dalam hatinya; “Baik aku berjalan bersama si abid ini. Moga-moga ada juga baiknya untuk aku.”

Lantas si pencuri pun segera menghampiri si abid dan meminta kebenaran untuk berjalan bersama-sama dengannya.Apabila ternampak sahaja si pencuri, si abid terkejut dan terus merasa takut. Dia berkata dalam hatinya; “Celaka aku kalau si pencuri ini berjalan bersama aku! Takut-takut nanti rosaksegala kebaikan dan amalanku.”

Si abid terus berlari lebih laju supaya si pencuri tidak dapat ikut. Si pencuri juga terus berlari mengikut si abid kerana hendak berjalan bersamanya. Akhirnya kedua-dua mereka sampai serentak kepada Nabi Musa a.s.
Nabi Musa a.s. terus berpaling dan bersabda kepada mereka berdua: “Aku baru sahaja mendapat wahyu dari Allah Taala supaya memberitahu kamu berdua bahawa segala amalan kamu telah dimansuhkan oleh Allah.”

Maka terkejutlah si abid dan si pencuri tadi.Berbahagialah si pencuri kerana segala dosanya mencuri selama 40 tahun telah diampunkan oleh Allah. Celaka dan dukacitalah si abid kerana segala amalan dan ibadahnya
selama 40 tahun telah ditolak dan tidak diterima oleh Allah.Rupa-rupanya si pencuri itu, walaupun kerjanya mencuri,dia tidak suka akan perbuatannya itu. Dia miskin dan tanggungannya banyak. Masyarakat ketika itu sudah rosak dan orang kaya enggan membantu fakir miskin. Dia mencuri kerana terpaksa. Oleh itu, setiap kali dia mencuri, dia amat merasa bersalah dan berdosa. Jiwanya terseksa dan menderita.

Selama 40 tahun dia menanggung rasa berdosa itu dan selama itu juga jiwanya parah menanggung derita. Selama 40 tahun hatinya merintih meminta belas kasihan, keampunan dan mengharapkan kasih sayang Tuhan.

Si abid pula, amat yakin ibadahnya mampu menyelamatkannya.Dia yakin ibadahnya akan dapat membeli Syurga.Setiap kali dia beribadah, dia rasa dirinya bertambah baik.Setiap kali dia beribadah, dia rasa dirinya bertambah mulia.Selama 40 tahun si abid itu mendidik hatinya supaya merasa lebih baik dan lebih mulia setiap kali dia membuat ibadah.Hingga dia rasa tidak layak bergaul, inikan pula berjalan bersama orang yang hina dan berdosa. Dia rasa dirinya hanya layak berjalan bersama para nabi.

Maha Suci Allah yang mengetahui segala isi hati manusia.Yang tidak melihat akan amalan-amalan lahir tapi apa yang ada di dalam hati. Yang menilai hamba-Nya mengikut apa yang termampu oleh hamba-Nya dan tidak lebih dari itu. Yangmenguji manusia dengan kesusahan dan nikmat untuk mengetahui siapa di kalangan hamba-hamba-Nya yang benar-benar berjiwa hamba dan merasakan bahawa Allah itu Tuhannya.

Khamis, 28 April 2011

Wahai Wanita Cantik,

Wahai Wanita Cantik, 


Engkau yang diciptakan dengan sangat sempurna oleh Rabbmu..Indah dengan segala kelebihanmu yang ada...


Wahai wanita cantik, Sering kali aku melihatmu berjalan dengan baju yang sangat sederhana,Bahan yang sederhana, dan ukuran yang sangat sangat sederhana,Hingga bagian auratmu yang harusnya tak tampak menjadi tampak..

Wahai wanita cantik,Cukup sering aku melihat engkau jalan di depan para lelaki denga pakaian sexy-mu,Dan para lelaki itu menatapmu dengan sangat lekat dari ujung kakimu sampai ujung rambutmu,Mengikuti langkahmu hingga hilang dari pandangan mereka, pandangan yg menjijikkan...


Wahai wanita cantik,Suaramu sungguh merdu,Mendayu-dayu layaknya putri duyung yang sedang bernyanyi,Bening sebening sumber mata air yang mengalir...



Wahai wanita cantik...Ketahuilah... engkau begitu berharga... terlalu berharga...Engkau bagai intan berlian yang terpajang pada sebuah kotak kaca indah berkunci dan terbungkus rapi..


Engkau bukan emas campuran murahan yang terpajang di etalase depan toko dan dengan seenaknya sang pembeli dapat merabamu, memegang tubuhmu dan memakaimu hanya untuk mencoba, lalu sang pembeli pergi, tak jadi membelimu dan mengembalikanmu di tempat yang sama!!Bukan, engakau bukan itu wahai wanita cantik!!


Engkau intan berlian yang terpajang dalam kotak kaca indah berkunci dan terbungkus rapi.. orang yang menginginkanmu tidak berhak merabamu, memegangmu tubuhmu bahkan mencoba memakainya!

Tidak, mereka terlalu kotor untuk itu... mereka harus terlebih dahulu membelimu dengan harga yang sangat mahal, setelah itu mereka akan dapat memilikimu sepenuhnya.. Engkau yang utuh, yang belum pernah di ‘coba’ orang lain sebelumnya...


Wahai wanita cantik...Engkau sungguh indah...Bagai bunga mawar yang ketika orang ingin mengambilnya, terlebih dahulu mereka harus merasakan duri pertahanan diri yang kau punya,Bagai bunga edelweis yang ketika menginginkanmu, terlebih dahulu mereka harus mendaki gunung ke arah ketinggian, menantang keberanian dan cuaca yang tak bersahabat,



Engkau bukan bunga bangkai, yang terlihat begitu indah dari kejauhan dengan warna yang menyala yang membuat para serangga tertarik dengan warna indahmu, namun ketika didekati, kau busuk.. ahh...baumu saja sudah membuat orang mual, apalagi memilikimu, merekapun enggan...


Wahai wanita cantik...Jagalah amanah keindahan yang ada pada dirimu..Berjalan saja kau terlihat menawan, belum lagi pembawaanmu yang sangat anggun, apalagi jika kau bersuara merayu, dan menampakkan apa yang tak seharusnya tampak..


Ahh...jagalah itu semua saudariku,Tutuplah auratmu...agar tak ada yang berkeinginan lain terhadapmu... lelaki jalanan itu tak pantas menikmati tubuhmu dengan memandangimu dengan pandangan menjijikkan itu! mereka terlalu kotor untukmu! Jagalah kehormatanmu saudariku... lelaki manapun yang belum halal bagimu tak pantas menyentuh tubuh dan kehormatanmu, pun atas nama cinta... sungguh, cinta dan nafsu itu berbeda..

Apakah kau khawatir tidak ada yang menyayangimu dan menjagamu atas nama cinta?


Apakah kau takut tidak akan ada yang menggombal dan merayumu atas nama cinta?

Wahai saudariku, bukan lelaki yang menginginkan tubuhmu yang sesungguhnya mencintaimu..Lihatlah.. aku disini... aku sangat sedih melihat keadaanmu sekarang... aku sedih melihat para lelaki itu menzalimimu.. diri ini serasa tercabik-cabik...


Lihatlah di sekitarmu... tak hanya aku yang menginginkan ini semua yang terbaik untukmu.. lihatlah saudara-saudara semuslim mu...Lihatlah kami.. sungguh engkau membuat air mata kami mengalir dan mencopot kantuk dari mata-mata kami... kami disini sedang memikirkan dan berbuat sesuatu untukmu.. agar tak pernah lagi engkau dizalimi siapapun...Lihatlah kedua orang tuamu... hh,,apakah mereka menginginkanmu menjadi seperti ini? Sungguh engkau bakai mutiara bagi keluargamu... mutiara yang mereka jaga sejak kecilmu sampai engkau beranjak dewasa... apakah dengan ini engkau membalasnya?



Jika kau masih kurang dengan ini, maka lihatlah Allah Tuhanmu, Yang Menciptakanmu, Yang tiada henti-hentinya memberi nikmat padamu padahal tak jarang kau lupa denganNya... Ia masih memberimu nikmat udara, nikmat hidup, nikmat fisik dari tubuhmu yang indah itu.. 

Bayangkan, jika Ia tidak menyangimu, knapa Ia tak cabut saja nikmat wajahmu yang cantik dan tubuhmu yang indah?? Tapi tidak... meskipun engkau sering kali melupakanNya, nimkatNya tetap terus mengalir...



Wahai saudariku...Biarlah hanya satu lelaki paling beruntung yang dapat menikmati dirimu seutuhnya, yakni suamimu kelak... ketika ikatan antara kalian halal dan berbuah ridhoNya... ketika suara mendayumu bukan lagi dosa tapi pahala... hanya dia yang pantas, saudariku...


Wahai saudariku,Sungguh tidak ada alasan lain yang membuat aku melakukan ini selain cintaku yang begitu tinggi kepadamu...

Cintaku yang membuncah yang membuat aku memikirkanmu hingga kata-kata ini kugoreskan...

Cintaku yang menangis ketika melihat keadaanmu yang terzalimi oleh mode dan perbudakan hawa nafsu...


Cintaku yang akan tersenyum jika engkau berniat kembali ke jalanNya... 

Mari berjalan bersamaku, saudariku... temani aku dalam perjalanan indah yang tak singkat ini, menuju kepadaNya...
Wallahu'alam.. 

Sabtu, 23 April 2011

Rahmat Allah..

Antara tanda-tanda manusia dalam rahmat Allah:

1. Menjauhkan diri dari urusan dunia dan senang kepada urusan akhirat

2. Kemahuan kuat terhadap ibadat dan membaca Al Quran

3. Sedikit bicara terhadap apa yang tidak diperlukan

4. Sangat memelihara solat lima waktu

5. Menjaga diri dari yang haram dan syubhat sama ada sedikit atau banyak

6. Bersahabat dengan orang-orang soleh dan baik

7. Rendah diri

8. Bersifat dermawan yang ikhlas

9. Belas kasihan terhadap makhluk2 Allah yang lain

10. Bermanfaat kepada orang lain

11. Selalu ingat mati dan bersiap sedia menghadapinya

12. Fihrasat dan gerak hati selalunya tepat

13. Setiap tindakannya mampu mempengaruhi orang lain ke aarah kebaikan

14. Sentiasa mendapat ujian Allah

15. Merasa gelisah andai melakukan kesilapan kepada Allah

SAIDINA HAMZAH MEMELUK ISLAM

Apabila Rasulullah S.A.W. memulakan dakwah Islam secara terbuka tidak ada di kalangan anak Abdul Mutalib yang mahu memeluk Islam. Hanya Abu Talib yang menunjukkan rasa simpati terhadap Rasulullah. Abu Talib yang melihat sendiri peribadi Rasulullah dan kebenaran ajaran Islam. Malangnya hati beliau sendiri tidak terbuka untuk menerima Islam.

Hamzah melihat perjuangan anak saudaranya itu dengan pandangan yang hormat, tetapi beliau tidak serta merta memeluk Islam. Hamzah sendiri menyaksikan kesungguhan serta kesabaran Rasulullah di dalam menyebarkan dakwahnya. Beliau juga menyaksikan bagaimana musuh-musuh baginda dari kalangan orang Quraisy membuat tipu helah dan berusaha menyakiti baginda.

"Aku tahu bahawa Muhammad itu benar dalam dakwahnya kerana beliau orang yang dipercayai," kata Hamzah kepada dirinya. "Muhammad adalah semulia-mulia manusia dan beliau mempunyai keupayaan yang tinggi. Muhammad mempunyai hati yang teguh, jiwa yang luhur, roh yang suci dan setiap apa yang dikhabarkannya adalah benar."

Hamzah mempercayai setiap kelebihan yang ada pada Rasulullah. Tapi, beliau masih belum bersedia untuk beriman secara terbuka. Hamzah berada di antara dua persimpangan. Beliau berasa kasihan melihatkan anak saudaranya ditindas oleh kaum Quraisy. Dalam masa yang sama, beliau terikat dengan kepercayaan datuk neneknya sebelum itu.

Hamzah serba salah. Beliau melihat Rasulullah menyeru orang ramai kepada Islam dengan tabah dan penuh semangat. Tetapi apabila melihat dirinya sendiri, Hamzah kehairanan. Hamzah hairan kerana beliau memang mahu mengikut agama yang dibawa oleh Muhammad, tetapi dalam waktu yang sama beliau ragu-ragu.

Walaubagaimanapun, dalam perasaan yang berbelah bahagi itu, hamzah sentiasa mengawasi Rasulullah. Secara diam-diam, beliau berazam untuk melindungi dan menjaga keselamatan Rasulullah dalam setiap keadaan.

Bagi memastikan keselamatan Muhammad terjamin, Hamzah selalu berjalan-jalan di sekitar Kaabah. Beliau ingin melihat dan mendengar apa yang diperkatakan oleh orang-orang Quraisy mengenai agama yang dibawa oleh Muhammad. Beliau selalu mengintip untuk mendengar tipu helah serta cacian mereka terhadap Muhammad. Cerita-cerita yang didengar hanya menambahkan kebingungannya.

Orang-orang Quraisy mengadakan berbagai-bagai perancangan untuk menghapuskan dakwah Muhammad. Mereka mempersendakan Muhammad serta memanggil baginda dengan berbagai-bagai gelaran. Sebahagian daripad mereka bertaruh antara satu sama lain untuk membunuh Muhammad. Hamzah mendengar ancaman tersebut daripada pembesar-pembesar Quraisy ketika mereka berbincang di Kaabah. Hamzah sungguh sedih kerana beliau tidak berupaya untuk membuat sesuatu bagi melindungi anak saudaranya itu.

Pada suatu petang, keadaan telah mengubah segala-galanya. Ketika itu, Hamzah baru pulang daripada memburu. Beliau terfikir untiuk singgah di Kaabah sebelum pulang ke rumah. Tiba-tiba beliau terdengar suara memanggilnya.

"Wahai Abu Amarah! Wahai Abu Amarah!"

Abu Amarah adalah nama lain yang sering digunakan oleh orang ramai apabila memanggil Hamzah.

Hamzah berpaling ke belakang. Beliau melihat seorang wanita berlari-lari ke arahnya. Wanita itu ialah hamba Ibnu Jud’an, seorang pembesar Quraisy yang kaya dan terkenal dengan sifat pemurahnya.

"Wahai Abu Amarah! Abu Jahal telah memarahi Muhammad dan memukulnya di Kaabah. Beliau telah mencurahkan tanah di kepala baginda di hadapan bangsawan Quraisy,"kata wanita itu sambil tercungap-cungap.

Hamzah melihatnya dengan perasaan gelisah. Beliau mula naik marah.

"Di mana Muhammad sekarang ?" tanya Hamzah .

"Muhammad telah pulang ke rumahnya. Baginda sungguh sedih dan dukacita,"jawab wanita itu.

Hamzah tidak dapat mengawal perasaannya. Tanpa membuang masa, beliau terus menuju ke Kaabah. Di sana, beliau mendapati Abu Jahal sedang berkumpul bersama-sama pemuda Quraisy yang lain.

Hamzah tidak berkata walau sepatah pun. Beliau terus mengeluarkan sebilah anak panah lalu melepaskannya ke arah Abu Jahal. Anak panah tersebut mengenai muka Abu Jahal. Darah mula mengalir keluar.

"Inilah balasan terhadapmu, Abu Jahal!" herdik Hamzah. "Kenapa engkau mencerca dan memukul Muhammad?Adakah engkau lupa bahawa datuknya Abdul Mutallib adalah ketua kaum Quraisy dan bapa saudaranya Abu Talib adalah saudaraku yang juga pemimpin kamu? Adakah engkau lupa semua ini sehingga engkau memukul dan mencercanya serta mencurahkan tanah ke atas kepalanya?"

Abu Jahal tergamam denagn perkara yang tidak disangka-sangkanya itu. Beliau menjadi takut lalu berteriak, "Wahai Abu Amarah, sesungguhnya Muhammad bukan dari agama kita! Mengapakah engkau mencederakanku dengan anak panahmu dan menolong seorang yang bukan dari agama kita?"

"Wahai Abu Jahal!" kata Hamzah dengan lantang. "Mulai saat ini, aku menganut agama Muhammad…Aku memeluk Islam!"

Kaum Quraisy berpandang-pandangan antara satu sama lain. Mereka terkejut dan tertanya-tanya dalam kebimbangan. Sebahagian daripad mereka berkata, "Celaka! Ini kerugiaan besar. Pengislaman Hamzah adalah kekuatan besar yang akan menolong Muhammad dalam dakwahnya serta melemahkan kita!"

Itulah yang terjadi! Hamzah adalah seorang lelaki yang berani lagi unggul. Beliau telah meisytiharkan keislamannya di hadapan kaum Quraisy, sedangkan pada waktu itu, sesiapa yang diketahui memeluk agama Islam akan sentiasa terdedah kepada penyiksaan pembesar-pembesar Quraisy.

Khaulah binti Malik bin Tsa'labah

Dia seorang wanita yang fasih dan indah perkataannya. Dia
selalu berhubungan dengan Allah SWT. Tidak kehilangan imannya kepada
Allah di saat-saat yang paling sulit. Akan tetapi dia mengadukan ke-
pada Allah dan Rasul-Nya. Kami ketengahkan kisah Khaulah bersama su-
aminya di hadapan para suami dan isteri ketika terjadi perselisihan,
perdebatan, perbantahan dan pertengkaran.

Khaulah berkata :"Demi Allah, mengenai aku dan Aus bin Shamit,
Allah Azza wa Jalla menurunkan awal surah Al Mujaadilah. Dia berkata :
"Ketika itu aku sedang berada di dekatnya. Dia adalah orang tua yang
buruk kelakuannya dan sudah jemu." Khaulah berkata :"Pada suatu hari
dia masuk kepadaku, lalu aku membantahnya karena sesuatu hal sehingga
dia marah dan berkata :"Engkau terhadapku seperti punggung ibuku."
Kemudian dia keluar, lalu duduk di tempat pertemuan kaumnya sesaat,
setelah itu dia masuk dan menginginkan diriku. Maka aku katakan :
Sekali-kali jangan. Demi Allah yang menguasai nyawaku, jangan lolos
kepadaku sementara engkau telah mengatakan apa yang engkau katakan,
hingga Allah dan Rasul-Nya memberi keputusan tentang kita."

Khaulah berkata : "Dia memaksaku, namun aku menolak. Aku
berhasil mengalahkannya, sebagaimana halnya wanita yang berhasil
mengalahkan laki-laki tua, maka aku berhasil menyingkirkannya dariku.
Kemudian aku keluar menemui Rasulullah SAW, lalu duduk di hadapan
beliau dan aku ceritakan kepada beliau perlakuan sang suami terhadap
diriku. Aku adukan kepada beliau perlakuan buruk yang aku terima dari
suamiku." Khaulah berkata :"Rasulullah SAW hanya bersabda :"Wahai,
Khuwailah, putera pamanmu seorang tua yang sudah lanjut usianya, maka
takutlah engkau kepada Allah."

Khaulah berkata :"Demi Allah, begitu aku pergi, turun Al-
Qur'an mengenai diriku. Rasulullah SAW mengalami sesuatu yang biasa
dialaminya, kemudian terbebas darinya. Maka beliau bersabda :"Wahai
Khuwailah, Allah telah menurunkan wahyu mengenai dirimu dan temanmu.
Kemudian beliau membacakan surah Al Mujaadilah :
"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang
memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya dan mengadukan (halnya)
kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguh
nya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Orang-orang yang menzihar isterinya di antara kamu, (menganggap
isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka.
Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan
sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang
mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
Orang-orang yang menzihar isteri mereka, kemudian mereka hendak
menarik kembali apa yang mereka ucapkan, mereka (wajib atasnya) memerde-
kakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah
yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerja-
kan.
Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya)
berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa
yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin.
Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah
hukum-hukum Allha; bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih."
(Q.S. Al-Mujaadilah, 58:1-4)

Khaulah berkata :"Kemudian Rasulullah SAW bersabda : Suruhlah
dia membebaskan seorang budak. Maka aku katakan : Demi Allah, wahai
Rasulullah, dia tidak punya budak untuk dibebaskan. Nabi SAW bersabda :
Suruhlah dia berpuasa dua bulan berturut-turut. Maka aku katakan : Demi
Allah, sesungguhnya dia seorang tua renta yang tidak berdaya. Nabi SAW
bersabda : Suruhlah dia memberi makan orang miskin sebanyak 60 sha' kurma.
Maka aku katakan : Wahai, Rasulullah, dia tidak mempunyai makanan sebanyak
itu. Maka Rasulullah SAW bersabda : Kami akan membantumu dengan serangkai
kurma. Maka aku katakan : Wahai Rasulullah, aku akan membantunya dengan
serangkai kurma lagi. Kemudian Rasulullah SAW bersabda : Engkau berbuat
benar dan baik. Pergilah dan sedekahkan kurma itu baginya, kemudian per-
lakukan putera pamanmu dengan baik. Maka aku pun melakukannya."
["Al-Ishaabah, juz 8, halaman 618-620]

Inilah dia, Khaulah. Di dalam kisahnya terdapat pelajaran tentang
kerukunan hidup suami isteri dan keikutsertaan dalam memperbaiki perpecah-
an dan pemeliharaan hubungan kerabat serta ketuaan usia antara suami isteri.
Diriwayatkan, bahwa Umar bin Khaththab r.a. berjumpa dengannya di masa khi-
lafahnya, ketika dia sedang menunggang seekor keledai dan orang-orang di
sekelilingnya. Kemudian Khaulah menyuruhnya berhenti dan menasihatinya.
Lalu dikatakan kepada Umar r.a. :"Apakah engkau bersikap demikian terhadap
perempuan tua ini ?" Umar berkata :"Tahukah kalian, siapa wanita tua ini ?
Dia adalah Khaulah binti Tsa'labah. Allah SWT mendengar perkataannya dari
atas tujuh lapis langit. Apakah Tuhan semesta alam mendengar perkataannya,
sedangkan Umar tidak mendengarnya ?" [Husnul Uswah bimaa Tsabata Minallaahi
wa Rasuulihi fin Niswah]

Khaulah tidak mengandalkan kekerasan dan tidak berpikir mengenai
kejahatan, karena itu bukan akhlaq Islam. Akan tetapi dia mencari penye-
lesaian di sisi Allah dan Rasul-nya, dan mengadukan perkaranya kepada
Allah SWT yang menciptakannya, agar menghilangkan kesusahannya dan memberi
kemudahan sesudah kesulitan. Jika Anda ingin mendengarnya ketika menyampai-
kan keluhan kepada Rasulullah SAW, maka marilah kita baca hadits yang di-
riwayatkan oleh Ibnu Majah dan Al-Hakim, dan disahihkannya, dan Baihaqi
serta lainnya dari 'Aisyah r.a., dia berkata :

"Maha Suci Allah yang pendengaran-Nya mendengar segala sesuatu.
Sungguh aku mendengar perkataan Khaulah binti Tsa'labah dan sebagiannya
tidak bisa kudengar ketika dia mengadukan suaminya kepada Rasulullah SAW
dan berkata : Wahai Rasulullah, dia menghabiskan masa mudaku dan aku
banyak melahirkan anak untuknya. Setelah usiaku menjadi tua dan aku ber-
henti melahirkan, dia melakukan zihar terhadapku. Ya, Allah, aku mengeluh
kepada-Mu."

Khaulah berkata :"Begitu aku pergi, Jibril a.s. turun membawa ayat-
ayat ini." [Surah Al-Mujaadilah]

Nabi SAW telah berwasiat agar memperlakukan para wanita dengan baik
dan beliau adalah teladan tertinggi dalam memperlakukan isteri-isterinya.
Nabi SAW bersabda mengenai hal itu : "Tidaklah orang Mu'min mendapat faedah
sesudah taqwa kepada Allah yang lebih baik daripada isteri yang sholeh. Jika
dia menyuruhnya, maka sang isteri menaatinya. Jika dia memandang kepadanya,
sang isteri menyenangkannya. Jika dia bersumpah kepadanya, maka sang isteri
melakukannya. Jika dia tidak ada di rumah, sang isteri memelihara harta dan
kehormatan suaminya." Nabi SAW bersabada : "Orang Mu'min yang paling sempur-
na imannya ialah yang terbaik akhlaqnya, dan sebaik-baik kamu adalah yang
terbaik terhadap isterinya." ["Kanzul 'Ummaal (9/258-261)]

Nabi SAW juga bersabda dalam akhir sebuah khotbahnya :"Perlakukan
para wanita dengan baik." Dari Amru Ibnul Ahwash di sebuah hadits panjang
dalam menceritakan haji Wada', dari Nabi SAW, beliau bersabda :"Perlakukan-
lah para isteri dengan baik, karena mereka adalah tawanan pada kalian. Ka-
lian tidak berkuasa sedikit pun atas mereka selain itu, kecuali jika mereka
melakukan perbuatan keji. Jika mereka melakukannya, maka jauhilah mereka
dengan pukukan yang tidak menyakitkannya.

Jika mereka taat kepada kalian, maka janganlah mencari jalan untuk
menyakiti hati mereka. Ketahuilah, bahwa kamu mempunyai hak pada isteri-
isterimu dan isteri-isterimu mempunyai hak kepada kalian. Adapun hak kalian
pada isteri-isterimu, maka mereka tidak boleh mengizinkan orang-orang yang
tidak kalian sukai menginjak tempat tidurnya dan tidak boleh mengizinkan
orang-orang yang tidak kamu sukai memasuki rumah-rumah kalian. Ketahuilah,
sesungguhnya hak mereka pada kalian adalah kalian beri pakaian dan makanan
yang baik kepada mereka." (HR. Tirmidzi dan disahihkannya)

Sifat Akhir Zaman................

Sifat Akhir Zaman (Kehilangan Tuhan)

Di akhir zaman sudah ramai umat Islam yang kehilangan Tuhan
Atau mereka sudah tidak fikirkan lagi adanya Tuhan
Hingga mereka sudah tidak terasa lagi peranan Tuhan di dalam
kehidupan
Walaupun mereka percaya adanya Tuhan,
tapi pada mereka kehidupan ini seolah-olah Tuhan tidak campur tangan
Oleh itu umat Islam sudah ramai tidak perlukan Tuhan
Kalau mereka pandai adalah usaha mereka Tuhan tidak kena-mengena
Jika mereka kaya, berpangkat, berkuasa kerana kemampuan mereka,
Tuhan tidak ada kuasa menentukan nasib mereka
Tuhan itu hanya sekadar ada
Peranan-Nya kepada manusia seolah-olahnya tidak ada
Cuma sekali-sekala terasa perlukan Tuhan,
setelah mereka tidak ada kuasa pada diri mereka
Seperti sakit, miskin, dianiaya sesama mereka
Barulah mereka berdoa atau meminta kawan-kawan tolong doakan
keselamatan mereka
Setelah baik atau senang semula lupa pula dengan Tuhan, Tuhan tidak
diperlukan pula
Sikap ini bukan sahaja berlaku kepada ramai umat Islam di akhir zaman
Bahkan yang kelihatan beragama pun seperti masih bersembahyang,
berpuasa, naik haji, sama aja
Orang beragama dengan tidak beragama sudah sama sikapnya
Jadi yang paling rosak di waktu ini adalah aqidah mereka
Pada mereka Tuhan ada atau tidak ada sama aja
Kalaupun percaya adanya Tuhan, Tuhan tidak diperlukan di dalam hidup
mereka
Kalau begitu umat Islam pergantungan dengan Tuhan sudah tidak ada
Betapa pulalah untuk ditakuti atau dicintai tidak ada di dalam
perasaan mereka
Side effectnya apa sudah terjadi?
Orang beragama dengan tidak, perangainya sama aja
Sama-sama jahat, sama-sama membuat mungkar, sama-sama bergaduh,
sama-sama berkrisis
Sama-sama tidak ada kasih sayang, sama-sama tidak ada bertimbang
rasa,
sama-sama tidak peduli-mempeduli
Sama-sama tidak sabar, sama-sama tidak pemurah, sama-sama tidak
merendah diri
Mengapa perangai sama?
Mengamalkan agama hanya tradisi, warisan, tidak ada ilmu, tidak
dihayati,
hanya harap pahala
Bukan ditunjang oleh takut atau cintakan Tuhan,
maka sebab itulah ibadah mereka tidak melahirkan akhlak yang mulia 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...